Mempersingkat Sinetron dan diganti oleh Minetron

Melihat dan mengamati tayangan sinetron di Indonesia membuat saya merasa miris, selain karena ceritanya yang selalu sama, karakteristik tokoh yang tidak berbeda jauh. Dimana pemeran antagonis selalu dikisahkan tak punya hati nurani, seakan-akan membunuh, merencanakan pembunuhan, merampok dan lainnya adalah hal yang biasa, dan tak pernah berdampak pada perasaan mereka. Dilain sisi, pemeran protagonis menjadi sosok yang terlalu lemah, tertindas dan kurang menonjol dalam menyampaikan sikap baiknya.

Ini mungkin terdengar terlalu lancang, menurut saya sinetron Indonesia tak punya sisi seni karena tak adanya moral dan alur yang menarik, juga tak punya rasa menghargai penonton, karena memberikan pesan dan tontonan yang membosankan juga membodohi masyarakat.

Saya berkeinginan keras untuk menghentikan sinetron, dan merekomendasikan Indonesia untuk menggantinya dengan Minetron. Sebuah singkatan dari Sinetron Mini, dimana jumlah episodenya lebih sedikit dari Sinetron, sekitar 10-20 episode. Hal ini didasarkan dari jumlah episode sinetron biasanya yang sampai ratusan episode, sehingga membuat karya seni dan poin penting dalam naskah menghilang.

Menimang hal tersebut, akan lebih baik biaya produksi yang menghabiskan jutaan uang itu dalam ratusan episode diatur dengan spesifik lagi di proyek Minetron. Kita bisa menggunakannya dengan memakai latar yang meluas ke beberapa daerah di Indonesia. Ada banyak daerah dan kota di Indonesia yang indah, yang perlu pembaharuan dan bisa disoroti sedemikian menarik, jika kita bisa menunjukkan dan menyampaikan dalam Minetron maka itu akan menjadi hal baru yang baik.

Tak banyak yang tahu, dalam acara Korea ‘Battle Trip’ Ep. 114, Bandung masuk dalam perjalanan yang disaingkan, dan berhasil menang dengan memperlihatkan beberapa tempat yang menarik, seperti Floating Market, disana juga mereka membahas makanan kita yang beragam. Jadi jika negara lain bisa mengekpos keindahan Indonesia, kenapa kita sebagai pribumi tidak bisa? Tempat-tempat tersebut sangat bagus dijadikan latar syuting loh.

Adapun mengenai Minetron, merupakan inspirasi saya untuk merubah sinetron, sebuah solusi dan terobosan baru untuk memperbaharui dunia per-filman dengan berlandaskan UU Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran [P3SPS]. Dan yang terpenting adalah membatasi jumlah episode.

Mulailah dari sekarang kita peduli dan merubah sinetron menjadi lebih baik, sebuah tontonan yang mengajarkan pendidikan asli dan menarik. Berhentilah membuat sinetron yang membodohi masyarakat, bukankah itu perbuatan tidak baik, tanpa sadar mengajarkan dan memberikan penggambaran yang buruk karena demi uang. Karena tanpa sadar maupun sadar mem-produksi sinetron tersebut kita bertanggungjawab akan sifat buruk yang ditiru masyarakat. Lagipula uang yang akan dihasilkan lebih bermanfaat jika sinetron tersebut berfaedah, dan kita bisa dengan bangga menunjukkannya pada oranglain bahkan negara lain.

Stop sinetron ratusan episode, dengan cerita monoton dan karakteristik yang dangkal.

Pemeran yang selalu hilang ingatan.

0140.jpg

Rumah sakit yang minim dan ala kadarnya.

0229.jpg

Adegan vulgar dan atau cerita sekolah yang bahkan adegan belajarnya tidak ada.

0327.jpg

0429.jpg

Dan tak hanya sinetron yang perlu diperbaharui, acara variety show pun tak luput dari pendidikan dan tontonan yang buruk. Karena saya tak punya solusi untuk variety show, maka saya menghimbau para staf, ide cerita, dan pemain untuk memperhatikan cara berpakaian. Indonesia adalah negara dengan mayoritas Islam, saya tidak begitu suka dengan pakaian ketat yang dipakai oleh artis beberapa kali di acara variety show [dalam tayangan televisi, yang mudah diakses oleh seluruh kalangan], yang durasinya bisa sampai 1 jam, dengan begitu, dalam 60 menit tersebut, banyak para remaja yang perasaannya masih labil melihatnya.

Pakaian ketat.

0520.jpg

Perilaku yang seronok

 0614.jpg

[Maaf untuk mbak ayu tingting yang fotonya saya pakai sebagai contoh]

Untuk produser atau siapapun, berhentilah membuat sinetron yang buruk, keluarkan penulis dari penderitaan mereka untuk menulis naskah yang mengajarkan moral tidak baik, dan bantulah serta hargailah penonton dengan menganggap mereka sebagai orang-orang yang penting.

Tayangan tersebut tidak akan tayang jika tidak ada pemasukan bagi pihak TV Swasta, yang mana pemasukan berasal dari iklan yang tayang setiap sinetron ditampilkan. Dan besaran dari biaya iklan yang dibayar pihak perusahaan tergantung dari rating siaran yang ditampilkan, dimana tingkat ratingnya diketahui dari seberapa banyak yang menonton tayangan tersebut. Sehingga, yang berperan besar dalam menghidupkan tayangan-tayangan yang tidak mendidik seperti itu salah satunya juga adalah masyarakat, terkhusus pada kalangan remaja saat ini. [Kutipan : Jan Roi A Sinaga]

Maka dari itu, kepada masyarakat saya menghimbau dan meminta bantuan, jika kalian ingin tayangan tidak mendidik berhenti, lebih baik pindahkan channel ke acara lain yang bermanfaat, atau tidak matikan televisinya.

Untuk semuanya, ayo tandatangani petisi ini. Satu suara darimu bisa merubah sinetron menjadi lebih baik. Jangan lupa untuk menyebarkannya pada teman-teman, kerabat dan keluarga, lebih banyak suara kemungkinan besar akan bisa didengar oleh pemerintah dan pihak sinetron. Jangan takut akan dunia per-filman, kita punya banyak penulis berbakat dan handal kok. Semangat!!!!


RecilMozas    Hubungi penulis petisi