#kamitidaksetuju

Saya dan teman-teman saya tujukan petisi ini terutama untuk para om ataupun tante satpol pp beserta para om dan tante polisi.

Setelah kami melihat berita terutama di kota kami,Banjarmasin bahwa semua restoran,café,ataupun warung ditutup baik untuk makan di tempat maupun untuk dibungkus,alias takeaway kami pun sepakat untuk membuat petisi ini agar para om dan tante satpol pp beserta polisi bisa mengetahui perasaan kami sebagai non-Muslim.

Kami tahu bahwa kota kami,Banjarmasin,adalah kota dengan mayoritas Muslim.Sehingga,agar para pemeluk Muslim tidak tergoda,maka restoran,café,ataupun warung ditutup.Namun,menurut kami alangkah baiknya mungkin diperbolehkan buka asalkan ditutup tirai atau semacamnya.Yah,paling minim tetap diperbolehkan takeaway/bungkus.Karena menurut saya,apabila tidak diperbolehkan takeaway/bungkus,maka itu bukan hanya merugikan umat non-Muslim,tetapi juga umat Muslim.Karena biasanya restoran di saat buka puasa langsung penuh sehingga para umat Muslim harus bersabar mengantre.

Sebenarnya kami tidak terlalu keberatan.Tapi,bukankah kita juga harus saling menghormati dan menghargai?Kami trlah menghargai mereka,pemeluk Muslim,dengan tidak makan minum di depan mereka.Namun,kami,pemeluk Non-Muslim juga perlu dihargai.Bagaimana kalau misalkan kami tidak bisa memasak di rumah dan hanya bisa makan di luar,sedangkan restoran ataupun warung ditutup?Apakah kami pun akhirnya ikut berpuasa tanpa sahur?Tolong,sedikit saja,om dan tante,hargailah kami para pemeluk Non-Muslim,yang tidak berpuasa.Lagipula,ada beberapa orang Muslim yang tidak puasa juga karena berhalangan,seperti sakit atau sedang datang bulan.

Dan entah kenapa salah satu teman saya mengaitkan ini dengan slogan negara kita.Tapi sekarang saya mengerti sekarang.Bukankah arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu?Nah, artinya walaupun pemeluk Muslim berpuasa,seharusnya pemeluk Non-Muslim pun harus tetap dihargai keberadaannya.Karena kami membutuhkan pangan,yang tidak hanya kami masak sendiri,tetapi juga dari beberapa restoran.Dan itu pun berkaitan dengan rasa toleransi?Bukankah kita telah diajarkan untuk toleransi sejak kita berada di bangku sekolah dasar?

Kami bisa berusaha menghargai para pemeluk Muslim,

Mengapa tidak bisa berusaha menghargai para Non-Muslim pula?

Bagaimanakah tindak Om atau Pak Jokowi selaku Presiden negara Indonesia.Kami tidak pernah meragukannya,jujur saja.Tetapi tolong kami yang Non-Muslim ini,bukankah kami juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat yang lain?Tapi,mengapa kami merasa ini seperti tidak adil ya?

Selain itu,kalau tidak salah bukankah pak ataupun om wakil presiden Indonesia,Jusuf Kalla dan menteri agama,Lukman Hakim telah menyatakan bahwa tidak ada undang-undang yang mengatakan bahwa restoran atau sejenisnya tidak dilarang untuk dibuka saat bulan puasa.

Lagipula beberapa restoran juga sadar diri dengan menutup tirai mereka.

Kami yang hanya anak-anak biasa menolak tegas tindakan sweeping yang dilakukan para om ataupun tante Satpol PP ini.Wlaau kita bermayoritas Muslim,namun kiranya anda-anda sekalian bisa berkenan menghargai yang non-Muslim ataupun yang tidak bersangkutan.

Mengapa Presidenn sangat peduli terhadap seorang ibu pemilik warteg.Sementara,lebih banyak lagi masih masyarakat minoritas yang kebingungan akan masalah kecil namun besar ini.

 

Bagi kalian yang merasa hal ini memang perlu diperhatikan.Kami mohon,tandatanganlah petisi ini.Agar yang berwenang bisa menyadari betapa pentingnya masalah ini,sehingga bisa diatasi lebih sungguh-sungguh lagi.

#kamitidaksetuju

 


Gabriela (Gaby)    Hubungi penulis petisi